Selasa, 22 Oktober 2013

Proses Pengolahan dan Potensi Nikel di Indonesia


Nikel adalah unsur logam berwarna putih-perak, bersifat lentur yang memiliki nomor atom 28, berat atom 58,71 berlambang Ni dan bersifat tahan karat. Nikel terbentuk karena pelapukan (laterisasi) dari batuan ultrabasa. Sebagai contoh adalah peridotit yang terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina. Sifat lain yang dimiliki nikel diantaranya mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, mempunyai kekuatan tarik cukup tinggi (50 kp/mm2), serta tergolong ke dalam grup besi-kobalt, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berguna. Karena sifat-sifatt yang telah disebutkan diatas, biasanya nikel digunakan sebagai pelapis barang-barang yang terbuat dari besi, tembanga, dan baja, lalu untuk membuat stainless steel, membuat aliase seperti monel (Ni, Cu, Fe) yang digunakan untuk membuat instrument listrik, nikrom (Ni, Fe, Cr) yang digunakan sebagai kawat pemanas, alinko (Al, Ni, Fe, Co) yang digunakan untuk membuat magnet, nikel berjenis palinit dan inver sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca, misalnya bohlam lampu pijar. Sebuk nikel yang digunakan sebagai katalisator, misalnya pada pemadatan minyak kelapa, juga pada cracking minyak bumi.

bijih nikel

Sementara itu, batuan induk dari bijih nikel adalah batuan peridotit. Batuan ultrabasa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,12 %. Unsur nikel terdapat dalam kisi-kisi Kristal mineral olivine dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhaedap atom Fe dan Hg. Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa, yang disebut sianit. Nikel ditemukan dalam mineral pentlandit dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan butiran kecil bersama pyrothin dan kalkopirit. Nikel biasanya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan basa. Nikel laterir dibedakan menjadi 2 macam, yaitu endapan sulfide nikel tembaga berasal dari mineral peridotit yang terbentuk akibat injeksmi magma dan konsentrasi residu (sisa). Penyebarannya di Indonesia yaitu di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua. Perusahaan yang bergerak di pertambangan nikel di Indonesia adalah PT. Aneka Tambang di Pomalaa Maluku Utara, PT Weda Bay Nikel di Pulau Halmahera, Nikel Mining Indonesia di Seram dan PT Vale-Indonesia di Sorowako Sulawesi Selatan serta sejumlah perusahaan lainnya seperti, First Borneo International, Yudistira Bumi Bhakti, Citra Lampia Mandin, Galena Surya Gemilang, International Nickel Indonesia, Geoore Intercontinent Indonesia, GAG Nikel, dan Iriana Mutiara Mining.

Alasan mengapa sistem penambangan bijih nikel yang digunakan adalah open pit atau open cast karena bijih nikel terletak dekat ke permukaan tanah.
Untuk sistem penambangannya yang biasa digunakan pada penambangan nikel di Indonesia yaitu dengan sistem tambang terbuka seperti open cast atau open pit. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam sistem penambangan iti yaitu:
  •  Land Clearing: Proses awal sebelum penggalian mineral nikel, yaitu pembersihan vegetasi, yang ada diatas lahan pertambangan.
  • Top Soiling: tahapan selanjutnya yaitu pembersihan/pengupasan top soil, yaitu tanah yang mengandunghumus dan unsur hara.
  • Pengupasan dan Pengangkutan Overburden: Menggunakan backhoe dan dumptruck untuk menimbun tanah penutup di lokasi penimbunan.
  •  Pengupasan dan Pengangkutan Biji Nikel: Bijih nikel yang sudah ditambang akan diangkut ke stockpile untuk ditimbun sementara pada lokasi tambang atau dikirim ke pelabuhan.
  • Penimbunan: Bertujuan untuk meminimalisasi perubahan bentang alam dan menimbun lahan bekas pertambangan.
  •  Pengangkutan: Diangkut ke lokasi pengolahan untuk diolah dan menghasilkan bahan olahan nikel.

0 komentar: